Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Pembawa Imigran Timur Tengah Kabur Naik Sekoci

Senin, 19 Desember 2011 | 22.24.00 | 0 komentar

Trenggalek - Kepolisian Daerah Jawa Timur masih memburu keberadaan anak buah kapal (ABK) yang membawa ratusan imigran asal Timur Tengah yang tenggelam di perairan Trenggalek. Mereka diduga melarikan diri menggunakan sekoci saat kapal hendak karam.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Brigadir Jenderal Eddi Sumantri mengatakan hingga kini rute keberangkatan rombongan imigran ke Australia itu masih gelap. Para imigran tidak mengetahui persis lokasi pemberangkatan kapal yang mereka tumpangi di Pulau Jawa. "Kami masih mencari ABK yang hilang," kata Eddi di Trenggalek, Senin 19 Desember 2011.

Berdasarkan keterangan imigran kepada polisi, enam ABK berkewarganegaraan Indonesia itu menyelamatkan diri menggunakan sekoci. Diperkirakan mereka tidak ingin bertanggung jawab atas kecelakaan kapal yang dialami. Bahkan mereka juga membawa enam jaket pelampung dan menyisakan 19 lainnya di kapal, yang selanjutnya diperebutkan para penumpang.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Mariani, membantah bahwa para imigran gelap itu berangkat dari Pantai Popoh, Tulungagung. Penegasan itu membantah kabar adanya nelayan yang menyaksikan rombongan orang asing yang turun dari bus dan naik ke kapal di Pantai Popoh. "Sampai saat ini tidak ada laporan itu," katanya.

Meski akses menuju pantai Popoh cukup longgar, di mana semua jenis kendaraan bisa masuk dan melewati pintu penjagaan kawasan wisata, kemungkinan imigran naik dari tempat itu sangat kecil. Sebab selama ini pantai itu hanya dipergunakan lalu lalang perahu nelayan dan bukan kapal besar.

Sebelumnya sejumlah imigran mengaku datang ke Indonesia menggunakan pesawat terbang. Setelah tiba di Pulau Jawa, mereka naik kendaraan sejenis minibus selama hampir 24 jam. Selanjutnya para imigran dari berbagai negara ini naik ke atas kapal laut. "Saat kami naik kapal sudah tengah malam," kata Esmad, 24 tahun, imigran asal Afganistan yang kehilangan orang tua, adik, dan saudaranya dalam musibah tersebut.

HARI TRI WASONO


Sumber: tempo.co | Senin, 19 Desember 2011

Posting Komentar