Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 
Tampilkan postingan dengan label Polda Jatim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Polda Jatim. Tampilkan semua postingan

Polisi Bongkar Judi Online Beromset Rp 2,5 M

Minggu, 18 Maret 2012 | 19.32.00 | 0 komentar

SURABAYA- Perjudian di Jatim semakin arak saja, terutama judi online. Buktinya Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur membongkar sindikat judi togel (toto gelap) secara online (melalui jaringan internet) dengan omzet mencapai Rp 2,5 miliar dalam seminggu.

“Modus judi togel sekarang semakin canggih. Dulu, sifatnya tradisional dengan mencatat pada kertas (rekapan), tapi sekarang menggunakan teknologi,” kata Kasubdit I/Jatanum Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Anshori di Surabaya, Sabtu (17/3/2012).

Didampingi Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jatim AKBP Drs H Suhartoyo, ia menjelaskan terbongkarnya judi togel online itu merupakan salah satu tangkapan dalam operasi pada Januari-Maret 2012.

“Polisi menangkap bandar San (42) dari Lebak Indah, Surabaya. Dia merupakan salah satu dari tujuh bandar yang tertangkap dalam operasi itu. Ada juga 10 pengepul dan dua pengecer,” katanya.

Ditambahkan, total ada 19 tersangka judi yang terungkap dari hasil operasi pada Januari-Maret 2012 itu. Terdiri terdiri 16 tersangka kasus judi togel dan tiga kasus judi bola yang tersebar di 11 daerah.

e-11 daerah yakni Jember, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Bondowoso, Situbondo, Tulungagung, Jombang, dan Surabaya. “Yang terbanyak dari Bondowoso, Kota Malang, dan Kabupaten Pasuruan,” katanya.

Sumber: Tribunnews.com | Minggu, 18 Maret 2012
Minggu, 18 Maret 2012 | 0 komentar

Perekam Pungli Polantas Tulungagung Mulai "Ketakutan"

Kamis, 16 Februari 2012 | 03.13.00 | 4 komentar

Tulungagung - Andik Setiawan (19), pemuda yang merekam aksi "pungli" (pungutan liar) sejumlah oknum Polisi Lalu Lintas (Polantas) Tulungagung saat menggelar razia surat-surat kendaraan, mengaku mulai dicekam ketakutan karena sempat mendapat teror dari pihak-pihak tertentu.

"Kalau dulu saya memang berani saja karena memang tidak salah, tapi kalau perkembangannya seperti ini, bagaimanapun takut juga," kata Andik usai memenuhi panggilan tim Propam Polres Tulungagung, Rabu.

Sejak insiden perampasan ponsel dan tendangan terarah yang dilakukan oknum anggota unit Laka Lantas Polres Tulungagung, beberapa waktu lalu setelah ia kedapatan merekam adegan pungli oknum polisi, Andik sebenarnya tidak pernah lagi menerima teror atau ancaman fisik secara langsung.

Namun, pemeriksaan yang dilakukan tim gabungan Propam Polda Jatim dan Propam Polres Tulungagung, sehari sebelumnya sudah cukup membuat Andik merasa tidak nyaman.

Apalagi, kata Andik kepada sejumlah wartawan, saat pemeriksaan yang berlangsung selama kurang lebih lima jam di rumahnya di daerah Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotengan, dirinya sempat diminta salah satu oknum propam agar menghapus seluruh file atau dokumen pungli yang pernah dia rekam.

"Saya juga ditanya apakah file (pungli) tersebut sudah disebarluaskan ke orang lain atau belum, saya jawab digandakan oleh beberapa rekan wartawan dan ponsel yang digunakan merekam juga sudah saya jual," ungkapnya.

Rasa was-was semakin Andik rasakan karena saat pemeriksaan tidak hanya dirinya seorang yang dicecar pertanyaan tim propam, tetapi juga lima kerabatnya yang saat kejadian pungli ikut terkena razia kelengkapan surat berkendara oleh jajaran Satlantas Polres Tulungagung di daerah Kecamatan Ngunut.

"Tapi ya sudahlah, saya sudah niat untuk membongkar praktik kotor mereka, apapun yang terjadi. Kalaupun karena ini saya harus masuk penjara, saya tetap akan lawan ketidakbenaran tersebut," tandasnya.

Disampaikan Andik, dalam pemeriksaan tersebut, materi pertanyaan seputar kronologis kejadian hingga proses perekaman. Tim propam Polda Jatim juga meminta keterangan seputar keberadaan ponsel yang dipakai merekam, dan siapa saja yang menerima video tersebut.

Rabu pagi, Andik datang ke ruang Propam Polres Tulungagung untuk menandatangani berita acara pemeriksaan. Dalam kesempatan tersebut, petugas propam memintanya membaca dengan detail ini BAP, sebelum kemudian menandatanganinya.

Dalam ruangan tersebut, Andik juga menceritakan, bertemu dengan dua polisi lalu lntas yang melakukan pungli, namun berada di meja berbeda. Mereka sempat beradu pandang tanpa muncul kata sepatah pun. "Sepertinya mereka marah dan tidak suka dengan yang saya lakukan," ujarnya.

Sementara Kasubbag Humas Polres Tulungagung, AKP Dwi Hartaya mengatakan, pihak Propam Polres Tulungagung telah memeriksa dua polisi lalu lintas yang diduga sebagai pelaku pungli.

Keduanya diketahui berasal dari satuan lalu lintas, dengan pangkat brigadir. Namun pemeriksaan terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan akan ada anggota yang menjadi terperiksa.

"Pemeriksaan tim propam bersifat independen dan tidak bisa dicampuri siapa pun, kita lihat saja nanti hasilnya bagaimana," kata Dwi Hartaya. (Destyan)

Sumber: antarajatim.com | 15 Peb 2012
Kamis, 16 Februari 2012 | 4 komentar

Pelaku Perampokan Antar Kota berhasil Dilumpuhkan

Selasa, 14 Februari 2012 | 01.40.00 | 0 komentar

Surabaya - Hartono (35) saat ini sudah tidak bisa berkasi lagi merampok rumah di antara kota di Jawa Timur. Pasalnya, setelah menjadi incaran polisi, warga Sumber Suko, Probolinggo itu akhirnya dilumpuhkan anggota Resmob Ditreskrimum Polda Jatim.

"Pelaku sudah kita amankan. Pelaku terpaksa kita tembak kaki kanannya, karena berusaha melakukan perlawanan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim Kombes Agus K Sutisna di mapolda, Jalan Ahmad Yani, Senin (13/2/2012).

Mantan Direskrimsus Polda Metro Jaya ini menerangkan, pelaku bisa beraksi merampok ke rumah di berbagai daerah di Jawa Timur seperti di Tulungagung, Gresik dan beberapa daerah lainnya, bersama kelompoknya.

Bahkan saat melakukan aksinya, mereka tak segan-segan melukai penghuni rumah dengan cara menggunakan senjata tajam dan mengikatnya.

"Setelah korbannya berhasil dilumpuhkan, pelaku menguras habis harta benda korban," ujarnya.

Saat ini, anggota Resmob anak buah AKBP Heru Purnomo masih melakukan penyelidikan, untuk mencari pelaku komplotan lainnya. Pasalnya, saat beraksi di Gresik, Hartono bersama kelompok Tosan, Eka, Ciput dan Jumari. Sedangkan, saat berkasi di Tulungagung, dia bersama kelompoknya Eko, Edi, Endin, Murkam, Rudi dan Hasis.

"Dia berganti-ganti kelompok. Saat ini, komplotannya kita tetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang)," jelasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Kombes Pol Hilman Thayib mengimbau kepada masyarakat, agar selalu waspada terhadap pelaku kejahatan saat meninggalkan rumah.

"Kalau meninggalkan rumah, bisa menitipkan ke tetangga terdekat atau security setempat. Kita imbau agar warga meningkatkan kewaspadaan," ujar Hilman.

(roi/fat)

Sumber: detikSurabaya | Senin, 13/02/2012
Selasa, 14 Februari 2012 | 0 komentar

Dua Pelaku Spesialis Cungkil Pintu Dibekuk

Selasa, 07 Februari 2012 | 23.38.00 | 0 komentar

Surabaya - Dua pelaku spesialis cungkil pintu kembali diamankan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim. Tersangka yang diketahui residivis ini terbukti telah melakukan 50 kali pencurian di kawasan Jatim.

Menurut Dir Reskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Agus K Sutisna pelaku yang diamankan adalah Deky Fransiscus (33) warga Dukuh Kupang gang Lebar dan M Johan (32) warga Kalianyar, Glagah, Lamongan.

Keduanya telah lama menjadi buruan polisi, sebab telah melakukan puluhan aksi pencurian di Surabaya, Pare Kediri, Tulungagung dan Sidoarjo.

"Mereka telah melakukan aksi cungkil pintu mobil di beberapa kota di Jatim sebanyak 50 kali, seperti Surabaya, Sidoarjo, Tulungagung, Kediri dan beberapa kota lainnya," kata Kombes Pol Agus K Sutisna, Selasa (7/2/2012).

Sementara menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Hilman Thayib, dari dua pelaku tersebut diamankan puluhan barang bukti. Yakni berupa 39 ponsel beraneka merk, 4 laptop, sebuah hardisk eksternal dan 7 mata obeng berbagai bentuk.

"Modusnya dengan menyungkil pintu mobil yang sedang diparkir dengan mengunakan kunci T, lalu mengambil barang berharga yang ada di dalam mobil," terang Kabid Humas Kombes Pol Hilman Thayib.

Ia juga menambahkan, aksi terakhir yang dilakukan tersangka beberapa waktu yang lalu di kawasan Wonoayu, Sidoarjo. Saat itu pelaku berhasil mencuri seperangkat barang elektronik berupa sebuah laptop merk Acer Aspire dan tape.

Kedua pelaku ini memiliki peran yang berbeda. Deky bekerja selaku eksekutor, sedangkan Johan menjadi penadah yang membeli hasil curian Deky.

"Johan berlaku sebagai penadah. Ia mengaku, sebuah laptop ia hargai senilai Rp 1 juta, sementara untuk ponsel dihargai Rp 100 ribu-200 ribu," pungkasnya.

Kedua tersangka dikenai Pasal 363 KUHP Pencurian. Maka, keduanya pun mendapat pemberatan ancaman pidana penjara selama 5 tahun.

(nrm/fat)

Sumber: detik.com | Selasa, 07/02/2012
Selasa, 07 Februari 2012 | 0 komentar

Keluarga Tahanan Anak yang Tewas Lapor Polda Jatim

Kamis, 19 Januari 2012 | 00.30.00 | 0 komentar

Surabaya - Keluarga tahanan anak Hisam Dayu Firmansyah (15) asal Bolorejo Tulungagung yang tewas di Lapas Klas IIB Tulungagung pada 13 Januari lalu, Rabu, melapor ke Polda Jatim.

Dayu adalah tahanan anak dalam kasus kepemilikan narkoba yang dititipkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Tulungagung di Lapas Tulungagung pada 12 Januari lalu.

Tiba-tiba, keesokan harinya dilaporkan oleh pihak Lapas telah tewas karena terjatuh di kamar mandi, namun keluarganya tidak percaya, karena ada luka lebam di tubuhnya, lalu mereka mengadu ke Polsek setempat.

Ternyata, pihak Polsek menyarankan untuk menghadap ke Polres Tulungagung yang menangani kasus itu.

"Saat kami datang ke Polres, kami juga tidak digubris, sehingga kami tidak mendapatkan laporan ataupun informasi terkait perkembangan kasus yang menimpa keponakan saya," ujar paman korban, Nanang Dwi Utomo.

Didampingi ibunda korban, Ny Eko Puji Ningsih, pihaknya melapor ke Polda Jatim, karena kecewa dengan kinerja Polres setempat.

Senada dengan itu, kuasa hukum keluarga korban, Suhadi, menyatakan, selama ini banyak kasus-kasus yang ditangani oleh Polres Tulungagung terbengkalai.

"Atas dasar itulah, kami memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke Polda Jatim. Dengan harapan, jika kasus tersebut ditangani oleh instansi yang lebih tinggi, maka akan cepat terungkap, siapa yang bertanggung jawab atas kasus itu dan penganiaya Dayu juga segera diadili," katanya.

Menurut Suhadi, Polda menyatakan menyerahkan penanganan kasus itu ke kewilayahan saja, karena kasus itu sudah ditangani Polres setempat.

"Tapi, pihak Polda Jatim berjanji akan melakukan pengawasan khusus terkait dkasus tersebut," katanya.

Sementara itu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemkumHAM) akan membentuk tim khusus untuk memeriksa petugas Lapas setempat, termasuk kepala Lapas yang merupakan penanggung jawab atas setiap kejadian di dalam lapas yang dipimpinnya. (*)

Sumber: antarajatim.com | 18 Jan 2012
Kamis, 19 Januari 2012 | 0 komentar

Polisi Tetapkan 5 Tersangka Tenggelamnya Kapal Imigran

Jakarta - Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Direktorat Pidana Umum Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polri menetapkan lima tersangka dalam kasus tenggelamnya kapal imigran gelap yang terjadi di Prigi, Trenggalek, pada 17 Desember 2011 lalu.

"Kita hanya back-up Mabes Polri. Hasil pemeriksaan tim sudah menetapkan lima tersangka dan saat ini mereka ditahan di Polda," kata Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Agus K, Sutisna, Rabu, 18 Januari 2012.

Kelima tersangka ini masing-masing adalah dua orang pemilik kapal, yaitu Bambang Sugianto serta Nuriyanto; kemudian dua anak buah kapal (ABK) Ronald Mesak dan Sudirman; serta seorang lagi pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di Koramil Besuki Tulungagung, yaitu Budi Santoso.

Agus Sutisna menambahkan, mereka adalah sindikat dan bahkan telah lima kali melakukan penyelundupan imigran asing dari kawasan Pantai Popoh ke Australia. "Tiap kali angkut biayanya 75 juta," kata Agus Sutisna. Sayang, Agus tak hafal pembagian rincian uang tersebut.

Sindikat ini, kata dia, dijalankan oleh lima orang oknum TNI yang bekerja di Koramil Besuki Tulungagung. Anggota Koramil ini lantas minta bantuan Budi Santoso untuk mencarikan kapal. "Pemilik kapal mengaku telah dua kali dimintai bantuan, sementara dua ABK mengaku baru sekali ini mengantarkan imigran," kata dia. Sedangkan kelima oknum Koramil Besuki saat ini masih menjalani pemeriksaan di Markas Kodam V/Brawijaya.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 303 UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran dan Pasal 120 UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Mereka terancam hukuman lima tahun penjara. Karena kasus ini juga melibatkan kepolisian Daerah Bali (karena sebagian korban ditemukan di Bali), maka penanganan selanjutnya dilakukan oleh Direktorat Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri. "Kasus ini akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Agung, tapi menunggu dari Mabes dulu," kata Agus.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Sumber: TEMPO.CO | Rabu, 18 Januari 2012
| 0 komentar

Pamen Reserse Kini Pimpin Polres

Jumat, 06 Januari 2012 | 03.24.00 | 0 komentar

Tulungagung - Jelang tahapan pemilukada 2013 pertengahan tahun ini, Kapolres Tulungagung mengalami pergantian dari pejabat lama AKBP Drs Agus Wijayanto SIK SH MH pada pejabat baru AKBP Whisnu Hermawan Februanto SIK MH. Penyambutan Kapolres baru ini dilakukan di Mapolres Tulungagung, Kamis (5/1) kemarin.
Prosesi penyambutan cukup meriah. Kapolres baru AKBP Whisnu didampingi Ny Whisnu melewati pasukan pedang pora sebelum kemudian diterima AKBP Agus Wijayanto. Acara penyambutan kemudian diikuti dengan ramah tamah dan rapat bersama perwira di jajaran Polres Tulungagung yang langsung dipimpin AKBP Whisnu.
Pergantian AKBP Agus Wijayanto cukup mengejutkan. Perwira menengah dengan pangkat dua melati di pundaknya itu terbilang baru dalam memimpin Polres Tulungagung. Jika dihitung, masa jabatannya hanya delapan bulan saja. Selanjutnya AKBP Agus Wijayanto akan bertugas di Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Wadirlantas Polda Kalsel.
Sedang AKBP Whisnu sebelum menjabat sebagai Kapolres Tulungagung merupakan pamen reserse di Polda Metro Jaya, tepatnya menjabat sebagai Kasubdit cyber crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Banyak kalangan menilai pergantian Kapolres Tulungagung diduga berhubungan dengan semakin dekatnya pelaksanaan pemilukada 2013. AKBP Whisnu dipandang lebih cocok untuk menghadapi perhelatan politik karena berasal dari satuan reserse dibanding AKBP Agus yang mempunyai basic lalulintas.
Sampai berita ini ditulis belum ada komentar dari AKBP Whisnu dalam menghadapi situsai politik Tulungagung yang bisa jadi akan terus menghangat sampai pelaksanaan pemilukada pada Januari 2013. Ketika akan dikonfirmasi, AKBP Whisnu masih melakukan rapat bersama para kapolsek. [wed]

Sumber: Bhirawa | Thursday, 05 January 2012
Jumat, 06 Januari 2012 | 0 komentar

Jenazah Imigran Gelap Belum Diambil Keluarga

Sabtu, 24 Desember 2011 | 23.15.00 | 0 komentar

Surabaya - Sebanyak 85 jenazah imigran gelap yang berada di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur hingga Sabtu, 24 Desember 2011, belum ada satu pun yang diambil pihak keluarga. "Dari jumlah jenazah tersebut, 36 di antaranya sudah kami lakukan proses otopsi. Selebihnya masih proses identifikasi," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan RS Bhayangkara, Komisaris Besar Polisi Dr Didi Agus Mintadi, Sabtu, 24 Desember 2011.

Menurut Didi, seluruh jenazah disimpan dalam kontainer pendingin yang didatangkan dari Markas Besar Polri. Penyimpanan jenazah dalam kontainer tersebut agar kondisi mayat tidak semakin rusak. Kontainer kini ditempatkan di halaman belakang RS Bhayangkara di Jalan Ahmad Yani Surabaya.

Meski sudah diotopsi, buruknya kondisi jenazah membuat tim gabungan dari RS Bhayangkara, tim Disaster Victim Identification Mabes Polri, serta tim dari Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Indonesia, hingga saat ini belum mampu mendapatkan data valid terkait identitas para korban. Oleh karena itu, tim akan fokus pada proses meneliti susunan gigi serta DNA seluruh mayat.

Banyak warga asing yang datang memberikan data, termasuk foto serta ciri-ciri fisik maupun pakaian terakhir yang dikenakan korban, tapi belum ada yang cocok.

Jumat kemarin, Wakil Kepala Polda Jawa Timur, Brigadir Jenderal Polisi Edi Sumantri, menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan, seluruh jenazah rencananya segera diserahkan kepada pihak imigrasi untuk dikembalikan ke negara asal masing-masing. "Tapi kalau negara asalnya tidak minta jenazah dikembalilkan, secepatnya kita makamkan di Surabaya," kata Edi.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 243 imigran gelap asal Afganistan, Iran, dan Irak, mengalami musibah ketika kapal yang mereka tumpangi menuju Australia tenggelam di perairan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, Minggu, 18 Desember 2011.

Sebanyak 83 jenazah yang saat ini berada di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur merupakan bagian dari 122 orang yang ditemukan. Selebihnya ditemukan dalam keadaan selamat.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Sumber: TEMPO.CO, | Sabtu, 24 Desember 2011
Sabtu, 24 Desember 2011 | 0 komentar

Tersangka Kasus Kapal Tenggelam Pembawa Imigran Bertambah

Surabaya - Tersangka kasus tenggelamnya kapal pembawa imigran di Pantai Prigi, Trenggalek, bertambah menjadi tiga orang.

"Sampai saat ini ada tiga tersangka yang sudah ditetapkan. Ini berarti ada tambahan satu tersangka lagi dari sebelumnya," ujar Wakapolda Jatim Brigjen Pol Edi Sumantri kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Hanya saja, Wakapolda mengaku tidak ingat identitas satu tersangka tambahan. Sebelumnya, dua nakhoda yaitu Bambang dan Nuryanto sudah ditetapkan menjadi tersangka terlebih dahulu.

"Mohon maaf saya lupa identitas pastinya. Tapi yang pasti dia nelayan," ujar Edi Sumantri.

Pihaknya juga masih memeriksa beberapa nelayan dan oknum tertentu, di Polda Jatim. Namun statusnya masih sama yakni sebagai saksi.

Dalam kasus ini, lanjut dia, sesuai aturan maka yang berhak memeriksa adalah penyidik dari Mabes Polri. Ini karena dalam insiden yang mengakibatkan puluhan korban jiwa tersebut melibatkan beberapa Polda.

"Penyidikan dilakukan oleh Mabes Polri. Tapi untuk memudahkan penyidikan, pemeriksaan dilakukan di Mapolda Jatim," kata dia.

Sementara itu, Polda Jatim mencatat ada 78 jenazah imigran yang ditemukan di perairan wilayah Jatim. Jumlah tersebut bisa bertambah seiring dengan masih dilakukannya pencarian terhadap korban.

"Kalau di luar Jatim kami belum bisa memastikan. Sebab ada jenazah yang ditemukan di perairan Bali dan sekitarnya," tuturnya.

Sampai saat ini, tim identifikasi yang dibentuk dari Polda Jatim dan Mabes Polri yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya masih melakukan identifikasi menentukan identitas dan dari negara mana korban berasal.

Sedangkan untuk pemakaman, Polda Jatim menyerahkan sepenuhnya terhadap Kantor Imigrasi yang nantinya akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk memastikan tempat pemakaman korban.

"Nanti masih ada koordinasi dengan negara yang bersangkutan untuk membahas pemakamannya. Kalau memang pemakaman dilakukan di Indonesia, maka harus disiapkan lahannya," kata Edi.(Fiqih Arfani)

Sumber: antarajatim.com | 23 Des 2011
| 0 komentar

Kru Kapal Diupah Rp 25 Juta untuk Mengantar Imigran Gelap

Jumat, 23 Desember 2011 | 02.00.00 | 0 komentar

Surabaya - Kru kapal yang ditumpangi rombongan imigran gelap dengan tujuan Australia mengaku diupah Rp 25 juta jika berhasil mengantar hingga tujuan. Ada 6 orang kru kapal yang bekerja mengendalikan kapal.

Pengakuan itu dilontarkan oleh dua ABK, Ronald (26) dan Rivan Sudirma (24) saat menjalani pemeriksaan di Mako Polair Polda Jatim.

"Mereka akan diupah Rp 25 juta jika berhasil mengantarkan para imigran itu ke tujuan," kata Dirpolair Polda Jatim, Kombespol Frederik Kalalembang, kepada wartawan, Kamis (22/12/2011).

Frederik mengatakan bahwa Kapal Barokah yang dikendalikan 6 orang tersebut berangkat dari Bau-bau menuju Pantai Popoh, Tulungagung. Dari pantai itulah kapal tersebut mengangkut 215 imigran yang akhirnya kapalnya pecah setelah terhempas ombak di pantai Prigi, Trenggalek.

"Menurut pengakuan kedua ABK, mereka tidak saling kenal dengan ABK lain karena direkrut dari daerah lain," lanjut Frederik.

Oleh seseorang, keenam ABK itu diberangkatkan dari Nusa Tenggara Timur menuju Makassar menggunakan pesawat. Dari Makassar mereka diberangkatkan ke Bau-bau untuk seterusnya menuju Tulungagung.

"Kami akan selidiki siapa orang yang memberangkatkan mereka," tandas Frederik.

(bdh/bdh)

Sumber: detikSurabaya | Kamis, 22/12/2011
Jumat, 23 Desember 2011 | 0 komentar

Dua anggota TNI diduga terlibat penyelundupan imigran

Dua anggota TNI yang tidak disebutkan nama dan asal kesatuannya diduga kuat terlibat dalam jaringan penyelundupan pencari suaka di Jawa Timur menuju Australia dan telah diserahkan kepada Detasemen Polisi Militer Brawijaya.

Nama kedua anggota TNI ini muncul hanya berselang tiga hari setelah penemuan pertama korban akibat kapal tenggelam di perairan Prigi, Trenggalek hari Minggu (18/12).
Berita terkait

Informasi yang didapat polisi menyebutkan ratusan imigran dibawa dengan kapal melalui pantai Popoh, di Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Informasi ini berdasarkan keterangan seorang nelayan setempat yang mengaku dihubungi dua anggota TNI untuk mengangkut puluhan pencari suaka ke tengah laut.

Nelayan beserta tiga orang pembantunya mendapat imbalan Rp10 juta.

"Jadi peran dua anggota ini adalah sebagai pengorder kapal untuk para imigran," kata Kombes Pol Rachmat Mulyana, juru bicara Kepolisian Jawa Timur.

Terungkap dalam pemeriksaan di Polres Tulung Agung bahwa kedua tentara tersebut menerima imbalan antara US$4.000 hingga US$6.000 per orang untuk tiap pemberangkatan.

"Pakai dolar malah dia. Jadi indikasinya kuat sekali bahwa memang dia tahu melakukan hal itu, tahu melanggar tapi tetap mencari nelayan yang siap membantu menggeser para imigran itu ke tengah laut," tambah Rachmat kepada BBC Indonesia.

Para imigran diantar sampai ke tengah laut dimana sebuah kapal yang lebih besar telah menunggu mereka.

Dalam pengakuan kepada polisi, kedua anggota TNI juga mengatakan upaya ini merupakan pemberangkatan keempat yang mereka tangani.

Kesaksian ini, menurut juru bicara Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Rachmat Mulyana, membuat polisi menyerahkan kedua anggota TNI tersebut ke Denpom Brawijaya.

"Karena kan kita tidak punya wewenang memeriksa anggota TNI."

ABK ditemukan

Titik terang pengungkapan kasus penyelundupan imigran yang berakhir tragis di perairan Trenggalek ini juga muncul setelah dua WNI yang ditemukan terapung di laut dekat perairan Malang dan diselamatkan nelayan Senin lalu.

Keduanya sempat mengaku hanya merupakan nelayan yang menjadi korban ombak tinggi di Samudera Hindia.

Setelah penyelidikan regu penolong dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Malang serta aparat polisi setempat, keduanya diduga kuat adalah anak buah kapal yang karam Minggu lalu.

"Mulanya mereka tidak mau difoto, tapi diam-diam kita foto seluruh wajah. Kita kirim ke kawan-kawan SAR di Prigi dan imigrasi di Blitar untuk dicocokkan dengan kesaksian para korban pencari suaka," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Bagyo Soetono.

Sebagian korban kapal tenggelam, menurut Bagyo, mengidentifikasi dua ABK bernama Rivan dan Ronald itu sebagai awak kapal yang membawa mereka lalu meninggalkan penumpang begitu kapal terbelah diterjang ombak.

"Setelah identikasi kita dapat, kita serahkan lah mereka pada aparat untuk diproses selajutnya," tambah Bagyo.

Dia menambahkan penyelidikan kini berada di tangan Polisi Air Jawa Timur.

Dalam perrkembangan terakhir hingga Rabu petang (21/12), terdapat 59 warga Iran, Afghanistan dan Pakistan yang berhasil ditemukan selamat.

Sementara lebih dari 50 orang imigran diketahui tewas setelah ditemukan puluhan jenazah di perairan dekat Nusa Barong, Jember dan Banyuwangi.

Tim pencari mengerahkan dua kapal perang, satu kapal pencari milik Basarnas, dua pesawat helikopter dan satu pesawat pencari milik TNI yang disiagakan untuk memperluas wilayah pencarian korban. (Dewi Safitri)


Sumber: BBC Indonesia | 21 Desember 2011
| 0 komentar

Gerbong Mutasi di Polda Jatim Kembali Bergulir

Rabu, 21 Desember 2011 | 16.54.00 | 0 komentar

Surabaya - Gerbong mutasi pejabat utama dan para kapolres kembali bergulir di lingkungan Polda Jatim. Para pejabat utama yang dimutasi diantaranya Dirpolair, Kabidkum, Kabidhumas dan pejabat lainnya.

Sedangkan mutasi setingkat kapolres diantaranya Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Kapolres Jember, Kapolres Tulungagung dan beberapa pejabat lainnya.

Dari informasi yang dihimpun detiksurabaya.com, berdasarkan surat telegram Kapolri nomor ST/2431/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011, perwira menengah (pamen) di lingkungan Polda Jatim dan jajaran yang dimutasi yakni, Dirpolair Polda Jatim Kombes Pol Frederik Kalalembang dimutasi dalam rangka Dik Sespimti 2012.

Frederik digantikan Kombes Pol Agoes Doeta Soepranggono yang sebelumnya menjabat Dirpolair Polda Bali. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana diangkat menjabat Karo SDM Polda Kalsel. Rachmat digantikan Kombes Pol Hilman Thayib yang sebelumnya menjabat Kapolresta Banjarmasin Polda Kalsel.

Kapolres Pasuruan AKBP Agung Yudha Wibowo diangkat menjadi Wadirreskrimum Polda Kalsel. Agung digantikan AKBP Achmad Ibrahim yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsekmetro Penjaringan Polres Metro Jakarta Utara Polda Metro Jaya.

Kapolres Bojonegoro AKBP Widodo dimutasi menjabat Wakapolresmetro Jakarta Barat Polda Metro Jaya. Widodo digantikan AKBP Rakhmad Setyadi yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubbag Gasusdagri.

Kapolres Nganjuk AKBP Anton Sasono diangakt sebagai Wadirreskrimsus Polda Jateng. Anton digantikan AKBP Anggoro Sukartono yang sebelumnya menjabat Kasubbid Catpers Bid Litpers Puspaminal Div Propam Mabes Polri.

Sementara surat telegram Kapolri nomor ST/2432/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011, perwira yang dimutasi yakni Kabidkum Polda Jatim Kombes Pol Imam Sayuti dimutasi sebagai Kabidkum Polda Metro Jaya. Imam digantikan Kombes Pol Kadarusman yang sebelumnya Advokat utama Divkum Mabes Polri.

Wadir Reskrimsus Polda Jatim dipromosikan menjabat sebagai Kasubdit VI Dit Tipideksus Bareskrim Polri. Wadir Reskoba Polda Jatim AKBP Gagas Nugraha dipromosikan menjabat sebagai Direskrimum Polda Gorontalo. Gagas digantikan AKBP Samudi yang sebelumnya menjabat Kapolres Jember.

Kapolres Jember AKBP Samudi digantikan AKBP Jayadi yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak. Jayadi akan digantikan AKBP Anom Wibowo yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala SPKT Polda Jatim.

Wadir Pamobvit Polda Jatim AKBP Iman Prijantoro dipromosikan menjabat Dirshabara Polda Riau. Iman digantikan AKBP Eko Trisnanto yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Ngawi. Eko digantikan AKBP Eddy Djunaedi yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Gayo Lues Polda Aceh.

Kapolres Tulungagung AKBP Agus Wijayanto dimutasi sebagai Wadirlantas Polda Kalsel. Agus digantikan AKBP Whisnu Hermawan Februanto yang sebelumnya menjabat Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

Kapolres Madiun AKBP Nanang Juni Mawanto dimutasi sebagai Wadir Intelkam Polda DIY Yogyakarta. Nanang digantikan AKBP Irwan Anwar yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Polda Metro Jaya.

Sedangkan dalam surat telegram Kapolri nomor ST/2433/XII/2011, hanya tercantum Kompol Eko Sasongko P Pamen Polda Jatim dimutasi sebagai Pamen Densus 88 Anti Teror Polri (diarahkan sebagai Kanit II Opsnal Satgaswil Jatim).

"Mutasi ini rutin dan sudah biasa untuk penyegaran organisasi," jelas Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana, Rabu (21/12/2011).(roi/fat)

Sumber: detikSurabaya | Rabu, 21/12/2011
Rabu, 21 Desember 2011 | 0 komentar

Pembawa Imigran Timur Tengah Kabur Naik Sekoci

Senin, 19 Desember 2011 | 22.24.00 | 0 komentar

Trenggalek - Kepolisian Daerah Jawa Timur masih memburu keberadaan anak buah kapal (ABK) yang membawa ratusan imigran asal Timur Tengah yang tenggelam di perairan Trenggalek. Mereka diduga melarikan diri menggunakan sekoci saat kapal hendak karam.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Brigadir Jenderal Eddi Sumantri mengatakan hingga kini rute keberangkatan rombongan imigran ke Australia itu masih gelap. Para imigran tidak mengetahui persis lokasi pemberangkatan kapal yang mereka tumpangi di Pulau Jawa. "Kami masih mencari ABK yang hilang," kata Eddi di Trenggalek, Senin 19 Desember 2011.

Berdasarkan keterangan imigran kepada polisi, enam ABK berkewarganegaraan Indonesia itu menyelamatkan diri menggunakan sekoci. Diperkirakan mereka tidak ingin bertanggung jawab atas kecelakaan kapal yang dialami. Bahkan mereka juga membawa enam jaket pelampung dan menyisakan 19 lainnya di kapal, yang selanjutnya diperebutkan para penumpang.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Mariani, membantah bahwa para imigran gelap itu berangkat dari Pantai Popoh, Tulungagung. Penegasan itu membantah kabar adanya nelayan yang menyaksikan rombongan orang asing yang turun dari bus dan naik ke kapal di Pantai Popoh. "Sampai saat ini tidak ada laporan itu," katanya.

Meski akses menuju pantai Popoh cukup longgar, di mana semua jenis kendaraan bisa masuk dan melewati pintu penjagaan kawasan wisata, kemungkinan imigran naik dari tempat itu sangat kecil. Sebab selama ini pantai itu hanya dipergunakan lalu lalang perahu nelayan dan bukan kapal besar.

Sebelumnya sejumlah imigran mengaku datang ke Indonesia menggunakan pesawat terbang. Setelah tiba di Pulau Jawa, mereka naik kendaraan sejenis minibus selama hampir 24 jam. Selanjutnya para imigran dari berbagai negara ini naik ke atas kapal laut. "Saat kami naik kapal sudah tengah malam," kata Esmad, 24 tahun, imigran asal Afganistan yang kehilangan orang tua, adik, dan saudaranya dalam musibah tersebut.

HARI TRI WASONO


Sumber: tempo.co | Senin, 19 Desember 2011
Senin, 19 Desember 2011 | 0 komentar

Polda Jatim Ukir Puluhan Sertifikat ISO dan Rekor Muri

Rabu, 28 September 2011 | 00.00.00 | 0 komentar

Surabaya - Jajaran Lalu Lintas Polda Jatim terus berinovosi dalam pelayanan terhadap masyarakat. Upaya itu membuahkan hasil dengan menerima penghargaan 79 sertifikat ISO 9001:2008 serta mendapatkan penghargaan rekor Muri.

Penghargaan ISO itu di bidang pelayanan pengurusan BPKB, SIM, Samsat, penanganan kecelakaan lalu lintas (laka) hingga penyidikan dan rekayasa (dikyasa), pengaturan penjagaan pengawalan dan patroli (Turjawali).

Ada polres yang mendapatkan empat sertifikat ISO bidang BPKB, Laka, Turjawali, Dikyasa, yakni Polresta Malang. Sedangkan polres yang mendapat 3 sertifikat ISO yakni Polrestabes Surabaya (Laka, Turjawali, TAC), Polres Magetan (SIM, BPKB, Laka), Polres Jombang (SIM, Laka, BPKB), Polres Bojonegoro (SIM, BPKB, Laka), Polres Nganjuk (SIM, BPKB, Laka), Polres Malang (BPKB, Laka, Turjawali).

Polres yang mendapatkan 2 sertifikat ISO yakni Polres Pamekasan (SIM, Laka), Polres Sampang (SIM, BPKB), Polres Madiun (SIM, BPKB), Polres Ngawi (SIM, BPKB), Polres Sidoarjo (BPKB, Turjawali), Polres Tulungagung (BPKB, Laka), Polres Jember (BPKB, Laka) dan Polres Banyuwangi (BPKB, Laka).

Polres yang mendapatkan satu sertifikat ISO yakni Subditbingakkum Ditlantas Polda Jatim (ISO Gakkum), Subbag Renmin (ISO Renmin), Polres Probolinggo (SIM), Polres Trenggalek (SIM), Polres Sumenep (SIM), Polresta Pasuruan (SIM), Polres Bangkalan (SIM), Polres Batu (BPKB), Polres Situbondo (BPKB), Polresta Probolinggo (BPKB), Polres Blitar (Laka), Polres Pasuruan (Laka), Polres Tuban (SIM). Polres Bondowoso (BPKB), Polresta Kediri (BPKB), Polres Mojokerto (BPKB), Polres Lumajang (BPKB), Polres Ponorogo (BPKB) dan Polres Situbondo.

Sedangkan Samsat yang mendapatkan ISO yakni Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Jember, Sumunep, Sampang, Kota Blitar, Kria Sidoarjo, Karang Ploso Malang, Benculuk Banyuwangi, Bawean Gresik, Kota Mojokerto, Ngawi, Madiun Kota, Pacitan, Pare Kediri, Trenggalek, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi.

"Jadi pejabat jangan tuli terhadap keluhan masyarakat, jangan bisu, jangan buta, tidak bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko saat memberikan sambutan di sela-sela penyerahan sertifikat ISO dan rekor Muri yang bertepatan dengan HUT ke 56 Hari Lalu Lintas Bhayangkara di gedung Mahameru komplek Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Selasa (27/9/2011).

Dalam acara tersebut, juga diserahkan 3 rekor Muri yakni Samsat pertama di Indonesia pengguna produk perbankan pada pelayanan E-Samsat dan bersertifikat ISO terbanyak, 48 samsat dengan nomor rekor Muri 5086.

Kedua, unit pelayanan bidang lalu lintas bersertifikat ISO 9001:2009 terbanyak total 108 unit pelayanan dengan nomor rekor Muri 5087, serta pelayanan perpanjangan SIM Keliling terlama, 7 hari 24 jam non stop satpas Polrestabes Surabaya dengan nomor rekor Muri 5088.

Selain pengukiran ketiga rekor tersebut, Polda Jatim dan jajaran sebelumnya mencetak rekor Muri bidang inovasi pelayanan publik produk unggulan samsat dan SIM di Jatim (Samsat Drive Thru, Samsat Corner, Samsat Delivery, Samsat payment point, Samsat link Jatim, Sertifikasi 9001:2008 pada kantor samsat dan SIM Corner).

Satpas terbanyak bersertifikat ISO 9001:2008 dalam waktu yang bersamaan pada 1 direktorat lalu lintas 7 satpas (satuan penyelenggara administasi SIM) di Jatim.

Unit pelayanan bersertifikat ISO 9001:2008 terbanyak dalam waktu bersamaan, 28 unit. Direktorat lalin Polda pertama yang memiliki unit pelayanan kecelakaan lalin dan satuan PJR bersertifikat ISO 9001:2008.

(roi/fat)

Sumber: detikSurabaya | Selasa, 27/09/2011
Rabu, 28 September 2011 | 0 komentar

Wakapolda Jatim Resmikan Pos Pelayanan Masjid

Jumat, 26 Agustus 2011 | 19.05.00 | 0 komentar

Tulungagung - Menjelang hari raya Idul Fitri 1432 H /2011, ini Wakapolda Jatim Brigjend Drs.Edy Sumantri, SH,MM meresmikan Pos Pelayanan Masjid Bintang Operasi Ketupat Semeru 2011, di Desa/Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung Kamis,25/08/2011.

Peresmian yang ditandai dengan pengguntingan untaian bunga melati tersebut, disaksikan oleh Bupati Tulungagung Ir. Heru Tjahjono, MM, Kapolres Tulungagung AKBP Agus Wijayanto, SIK, SH, MH, serta undangan yang lainnya.

Dalam sambutannya Wakapolda Jawa Timur Brigjend Drs. Edy Sumantri,SH.MM antara lain menjelaskan bahwa, tujuan diresmikannya Pos Pelayanan Masjid ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat dalam kegiatan beribadah maupun mudik lebaran. Sehingga, di areal Masjid tersebut juga dipersiapkan berbagai tempat layanan, mulai tempat bermain anak, tempat istirahat, pos kesehatan dan yang lainnya.

Sedangkan Operasi Ketupat menurut Brigjend Drs. Edy Sumantri,SH.MM, merupakan operasi khusus yang digelar kepolisian jelang arus mudik dan arus balik hari raya Idul Fitri. Tetapi operasi ketupat bukan hanya semata-mata operasi saja namun yang lebih penting adalah merupakan operasi bidang kemanusiaan.

Pada Peresmian tersebut juga ditandai dengan pemberian bingkisan kepada warga kurang mampu yang dilakukan oleh Wakapolda Jatim. Sedangkan Bupati Tulungagung menyerahkan bingkisan kepada Takmir Masjid Al Islah yang hari ini diresmikan jadi Masjid Bintang. Usai peresmian dilanjutkan dengan peninjauan lokasi berikut berbagai layanan yang disediakan. (Her/Humas)

Source: tulungagung.go.id | Jum'at, 26 Agustus 2011
Jumat, 26 Agustus 2011 | 0 komentar

Ngintip Jalur Mudik, Polda Jatim Siapkan 180 CCTV

Kamis, 25 Agustus 2011 | 19.05.00 | 0 komentar

Dirlantas Polda Jawa Timur menyiapkan 180 Close Circuit Television (CCTV) untuk memantau jalur mudik dan balik Lebaran 2011. Pemantauan itu dilakukan secara terpusat di Regional Traffic Management Centre (RTMC) Polda Jawa Timur dan online dengan National Traffic Management Centre (NTMC) di Mabes Polri.

AKBP Valentino Alfa Tatareda Kabag Pembinaan Operasional Dirlantas Polda Jawa Timur pada suarasurabaya.net mengatakan, 180 CCTV itu diantaranya tersebar di wilayah Surabaya sebanyak 68 unit, Tulungagung sebanyak 31 unit, Nganjuk sebanyak 8 unit, Malang 3 unit, Sidoarjo 8 unit, dan Gresik 6 unit. Belum lagi CCTV yang dikelola PT Jasa Marga di jalan tol dan CCTV yang dikelola pemkab/pemkot lain di Jawa Timur.

Menurut Valentino, RTMC Polda Jatim mengawasi CCTV tersebut 24 jam dan menindaklanjuti kejadian yang bisa terpantau. Semisal terjadi kemacetan, RTMC melaporkannya ke Polres jajaran terkait untuk bisa diambil tindakan. “Selama ini selalu ditindaklanjuti,” kata dia.

Selain penanggulangan kemacetan, CCTV ini juga berguna untuk mengawasi jalur-jalur yang rawan kejahatan. Teknologi CCTV ini mampu merekam dan melakukan zoom gambar sehingga bisa tertangkap gambar plat nomor maupun pengemudinya. “Ada beberapa kejadian kriminalitas yang terungkap dengan bantuan CCTV,” jelas Valentino.

Diakui dia, jumlah CCTV ini memang belum ideal. Mestinya ada ribuan CCTV yang dipasang di setiap persimpangan dan jalur-jalur rawan macet, kecelakaan, maupun kriminal. Tapi setidaknya, kata Valentino, dengan perlengkapan yang ada ini, polisi berupaya menyelesaikan tugasnya dengan optimal.(edy)

Source: suarasurabaya.net | 25 Agustus 2011
Kamis, 25 Agustus 2011 | 0 komentar

Polda Jatim Petakan Delapan Titik Rawan Macet

Senin, 08 Agustus 2011 | 19.12.00 | 0 komentar

Surabaya - Jajaran Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur memetakan delapan titik rawan macet yang harus diwaspadai masyarakat saat mudik Lebaran 2011.

"Ada delapan titik rawan macet yang harus diwaspadai masyarakat agar perjalanan lancar, di antaranya di Surabaya, Malang, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Jombang, dan segitiga Jombang-Kediri-Nganjuk," kata Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Sam Budigusdian di Mapolda Jatim di Surabaya, Senin.

Data Ditlantas Polda Jatim mencatat ke-delapan titik rawan macet itu ada di pintu masuk Jembatan Suramadu dan sepanjang Jalan Kedung Cowek Surabaya.

Selain itu, di Sidoarjo ada kemacetan di Jalan Raya Porong, Bundaran Waru - jembatan layang Waru - Bandara Juanda - Aloha - Gedangan dan Jalan Raya Pasar Krian.

Di Gresik, para pemudik perlu berhati-hati ketika melintas di Simpang Empat Duduk Sampean.

Untuk lokasi rawan macet di Lamongan tersebar di titik Km 55,20 Desa Sukodadi, Km 65,10 Desa Babat, Km 70 Desa Paciran, Jl Raya Turi Kebonsari Sukodadi dan Jl Raya Banaran Babat, khususnya di komplek Wisata Bahari Lamongan(WBL).

Di Jombang ada di Jalan Raya Mojoagung Jombang, termasuk Jalan Raya Mengkreng yang merupakan pertemuan segitiga Kediri-Jombang-Nganjuk, dan dua jalan di penggalan Jalan Singosari dan Jalan Lawang.

Untuk Pasuruan ada di Jalan Simpang Tiga di Pasar Nguling, Simpang Tiga Pasar Ngopak Rejoso di alun-alun timur Bangil, Simpang Tiga Pasar GD Legi Beji, Simpang Tiga Kejapanan, Simpang Tiga Gempol, Simpang Empat Pasar Pandaan, Simpang Tiga Pasar Purwosari, dan Simpang Tiga Pasar Wonorejo.

"Penyebab kemacetan di daerah itu, karena terjadi penyempitan jalur, namun ada juga pasar tumpah yang memang tak bisa dikendalikan," paparnya.

Ia menjelaskan pasar tumpah yang patut diwaspadai juga ada delapan titik yakni Pasar Babat ruas Jalan Lamongan-Babat-Bojonegoro, dam perempatan Duduk Sampeyan ruas jalan Lamongan-Gresik.

Selain itu, Pasar Ngopak ruas Jalan Pasuruan-Probolinggo, Pasar Mojoagung ruas Jalan Mojokerto-Mojoagung, dan pertigaan Kertosono-Kediri ruas Jalan Kertosono-Nganjuk-Jombang.

Selanjutnya, Pasar Singosari ruas jalan Surabaya-Malang, Pasar Lawang ruas Jalan Surabaya-Malang, dan Pasar Blega ruas Jalan Bangkalan-Sampang.

"Untuk jalan yang teridentifikasi rawan rusak dan bergelombang ada di kawasan Pantura, empat titik di jalur rengah, dan empat titik di jalur Selatan," tuturnya.

Di kawasan Pantura, titik rawan rusak tersebar dari Tuban, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan termasuk Pasuruan Kota, Situbondo dan Probolinggo Kota.

Untuk jalur tengah tercatat Mojokerto, Surabaya, Ngawi dan Nganjuk, sedangkan jalur selatan ada di Trenggalek, Tulungangung, Blitar dan Pacitan. Source: Antara
Senin, 08 Agustus 2011 | 0 komentar

Disuruh Mengaku Pelajar

Jumat, 17 Juni 2011 | 11.07.00 | 0 komentar

Tulungagung - Penangkapan dua pelaku sindikat trafficking oleh tim Reskrim Umum bidang Trafficking Polda Jatim dua hari lalu, menyisakan kepanikan bagi para gadis yang menjadi korban aksi tersebut. Dua dari empat perempuan yang mengaku menjadi korban trafficking, itu pun kemarin angkat bicara.

Mawar, gadis asal Bono ini mengaku, kedatangan dia ke Hotel Tanjung sekitar pukul 19.00, karena diajak rekannya yang bernama Cici, asal Kelurahan Karangwaru, Tulungagung. Itu, setelah Cici mendapat telepon dari Rita (pelaku, Red) untuk melayani tamu di kamar 220. “Ketika tiba di lokasi, Rita menyuruh kami menemui seorang pria bernama Lukas, yang sudah nunggu di dalam kamar,” ujarnya.

Saat menemui pria tersebut, Mawar mengaku merasa was-was. Pasalnya, orang tersebut tidak menghiraukan kedatangannya.

Melainkan, terus saja berkomunikasi dengan orang lain melalui handphone. ”Tak lama kemudian, pintu kamar terdengar suara di­ketok-ketok. Namun, ketika dibuka ternyata ada dua orang perempuan yang mengaku dari polda dan seorang laki-laki,”terangnya.

Selanjutnya, Mawar melanjutkan, mereka langsung menginterograsi dan menyeretnya keluar dari kamar. Anehnya, pria yang mengaku bernama Lukas itu ternyata juga menginterograsi dia. “Saya sempat beberapa kali ditampar oleh perempuan yang mengaku dari polda, dan dipaksa mengaku. Bahkan karena takut, saya akhirnya lari keluar. Namun, akhirnya saya menyerah setelah diancam hendak ditembak,” paparnya.

Mawar melanjutkan, bahwa kedatangan dia ke kamar 220, itu tak lain untuk bekerja melayani para tamu. Namun, saat itu dia dipaksa oleh Rita untuk mengaku sebagai pelajar. Jika bersedia, dia mendapat bagian Rp 300 ribu, di potong Rp. 100 ribu. “Setelah diancam dari tim polda, saya akhirnya mengakui, bahwa sejatinya saya berusia 22 tahun. Meskipun, Rita meminta saya mengaku pelajar,”katanya.

Cici rekan korban menambahkan, dirinya bersama rekannya terjun di dunia prostitusi itu sudah setahun, dan itu dilakukan karena himpitan ekonomi. “Kami ini sejatinya bukan korban traficcking, tapi kami ditipu disuruh untuk mengaku pelajar saat melayani tamu,”pungkasnya. (tri/ris)

Sumber: radartulungagung.co.id
Jumat, 17 Juni 2011 | 0 komentar

Bongkar Prostitusi Terselubung

Germo Dibawa ke Polda, Anak Buah Dibebaskan

TULUNGAGUNG – Petugas Reskrim Polda Jatim membongkar sindikat prostitusi terselubung di Tulungagung kemarin. Dua warga kota mermer ini ditangkap saat transaksi di dua hotel di Tulungagung. Mereka adalah Rita, asal Desa Pulerejo, Kecamatan Ngantru; dan Eni, warga Kelurahan Kutoanyar, Kota Tulungagung. Ke­dua perempuan itu diduga sebagai germo atau penyedia jasa esek-esek.

Hal itu diungkapkan Kapolres Tulungagung AKBP Agus Wijayanto, melalui Kasatreskrim AKP I Gde Dewa Juliana. Penangkapan Rita dan Eni merupakan rangkaian untuk membongkar sindikat trafficking atau perdagangan perempuan di Tulungagung.

“Sindikat Rita dan Eni disinyalir ada keterkaitan dengan sindikat trafficking di Surabaya yang belum lama digulung Polda Jatim. “Agenda kemarin merupakan suatu rangkaian untuk mengungkap jaringan traffi­cking di Jatim. Kedua sudah diamankan ke Polda Jatim,” papar perwira kelahiran Bali ini.

AKP I Gde Dewa Juliana melanjutkan, pe­nangkapan Rita dan Eni melalui skenario yang disiapkan tim reskrim Polda Jatim. “Kedua pelaku ditangkap di Hotel Tanjung dan Hotel Panorama Tulungagung, saat menawarkan para PSK kepada petugas yang menyaru sebagai pelanggan,” katanya.

Informasi yang dihimpun Radar Tulungagung (RaTu), petugas Polda Jatim menyaru sebagai pemesan layanan kepuasan batin itu. Dua petugas di Hotel Panorama dan dua petugas di Hotal Tanjung. Mereka memesan wanita penghangat ke Rita dan Eni. Begitu “pesanan” datang, langsung dimasukkan ke kamar. Sedang Rita dan Eni menunggu di luar hotel.

Nah, begitu umpan sudah masuk, petugas pun beraksi. Keempat wanita penjual keha­ngatan itu dikeler ke Polsek Kota Tulungagung. Begitu juga dengan Rita yang menunggu di Hotel Tanjung dan Eni di Hotel Panorama, juga dikeler.

Keempat korban itu mengaku bernama Mawar, asal Desa Bono, Boyolangu; Cici, Karangwaru, Tulungagung; Sarah, Kutoanyar; dan Me, warga Rejoagung, Kedungwaru. “Sebelum kedua pelaku dibawa ke Polda, mereka dibawa ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Tulungagung. Untuk keempat korban, dibebaskan,” katanya. (tri/her)

Sumber: radartulungagung.co.id
| 1 komentar

Bandar Judi Togel Beromset Rp 3 Miliar Dibekuk

Rabu, 08 Juni 2011 | 19.41.00 | 0 komentar

Surabaya - Prawito, bandar besar judi togel yang dikenal licin dan selalu lolos dari sergapan polisi akhirnya tak berkutik. Dia akhirnya dibekuk anggota Polda Jatim di kawasan Tulungagung.

"Setiap kali ditangkap, tersangka selalu berhasil lolos. Karena selama ini tersangka selalu berada di balik layar," kata Kasubdit I Pidum Ditreskrimum AKBP Indarto, Rabu (8/6/2011).

Warga Sumber Gempol Tulungagung ini menjalankan bisnis ilegalnya sebagai bandar gede judi togel sejak enam tahun lalu. Omset yang didapatnya setiap kali putaran bisa mencapai sekitar Rp 100-150 juta. Jika dikalikan 5 kali putaran selama seminggu dan dikalikan empat kali dalam sebulan, omsetnya bisa menembus angka Rp 3 miliar.

"Tersangka kita tangkap di kawasan Sumberdadi (Tulungagung)," tuturnya.

Untuk menangkap tersangka, polisi terlebih dahulu membekuk tiga anak buah tersangka. Dari hasil penangkapan anak buahnya itu, polisi langsung menyelidikinya hingga menangkap tersangka.

"Barang bukti yang kita amankan dari tersangka yakni handphone dan SIM Card yang biasa digunakan tersangka untuk usaha togelnya," tuturnya.

"Tersangka kita tangani sedangkan ketiga anak buah tersangka kita serahkan ke Polres Tulungagung," jelasnya. (bdh/bdh)

Sumber: detik.com
Rabu, 08 Juni 2011 | 0 komentar

Iklan

Terkini

Pendidikan